Fertilisasi → peristiwa bersatunya inti spermatozoon dan inti ovum yang terjadi di ampulla tuba fallopi.
Fertilisasi terjadi 12 s/d 24 jam setelah ovulasi, sebab spermatozoa hanya dapat hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama 48 jam, sedangkan ovum akan mati 24 jam setelah ovulasi bila tidak dibuahi.
Spermatozoa sebelum membuahi ovum harus melalui proses kapasitasi dan reaksi akrosom terlebih dahulu.
Proses kapasitasi → dilepaskannya zat inhibitor (selubung glikoprotein dan protein plasma) dari selaput plasma yang menyelubungi daerah akrosom spermatozoa.
Memerlukan waktu 7 jam
Tujuan : agar spermatozoa mampu melakukan fertilisasi
Berlangsung di tuba falopii, uterus dan Cervix uteri
Reaksi Akrosom → pelepasan isi akrosom yaitu Enzim Hyaluronidase, Akrosin dan Corona Penetrating Enzym (CPE)
Hyaluronidase → menembus cumulus oophorus
Akrosin → proteolitik untuk menembus zona pelusida
CPE → menembus corona radiata
Tahapan proses fertilisasi
Tahap 1 : penembusan spermatozoa ke dalam corona radiata
Tahap 2 : penembusan spermatozoa ke dalam zona pelusida
Tahap 3 : bersatunya sel oosit sekunder dengan spermatozoon
Dalam 30 jam setelah fertilisasi mulai terjadi pembelahan zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak asam amino dan enzim.
3-4 hari setelah fertilisasi, zigot membelah secara mitosis membentuk morula (menyerupai buah anggur).
Morula membelah menjadi blastula pada 4,5-5 hari setelah fertilisasi.
Blastula tersusun atas massa sel luar dan massa sel dalam.
Massa sel luar akan membentuk trofoblas yang mempunyai kemampuan menghancurkan jaringan endometrium.
6 hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus dan melepaskan hormon korionik gonadotropin.
Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan.
Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi.
Perkembangan selanjutnya :
Massa sel dalam (embrioblas) → embrio sesungguhnya
Massa sel luar (trofoblas) + sebagian dari embrio berkembang → membran ekstra embrio.
Membran ekstra embrio terdiri dari amnion, korion, kantung kuning dan plasenta
Fungsi membran ekstra embrio :
Proteksi terhadap embrio yang sedang berkembang
Persediaan nutrisi, respirasi dan ekskresi
Gastrulasi → proses pembentukan 3 lapisan germinal yaitu ektoderm, mesoderm dan entoderm pada embrio.
Terjadi dalam minggu ke-3
Lapisan-lapiasan germinal ini mengandung materi sehingga bagian embrio mampu melakukan diferensiasi dalam perkembangan organ selanjutnya.
Semua bagian tubuh manusia akan dibentuk oleh tiga lapisan, yaitu :
1. Ektoderm → membentuk organ dan bangunan yang memelihara hubungan dengan dunia luar, seperti :
Sistem saraf pusat
Sistem saraf perifer
Epitel sensorik telinga, hidung dan mata
Epidermis termasuk rambut dan kuku
Kelenjar-kelenjar bawah kulit, kelenjar mamae, kelenjar hipofisis dan email gigi
2. Mesoderm membentuk jaringan dan organ-organ seperti :
Jaringan penyambung, tulang rawan dan tulang
Otot lurik dan otot polos
Sel darah dan sel getah bening serta dinding jantung
Pembuluh darah
Pembuluh getah bening
Ginjal
Kelnejar kelamin dan salurannya
Korteks adrenal
Limfa
3. Endoderm dalam perkembangan selanjutnya menghasilkan :
Saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan
Lapisan epitel saluran pernafasan
Parenkim tiroid, kelenjar paratiroid, hati dan pankreas
Stoma retikuler tonsil dan timus
Lapisan epitel kandung kemih dan urethra
Lapisan epitel kavum timpani dan tuba Eustachii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar